Jumat, 25 September 2009 | 18:29 WIB
CONSERVATION INTERNATIONAL/STEVE RICHARDS
Tokek bergaris dari genus Cyrtodactylus sp juga baru bagi sains
meski baru ditemukan seekor selama ekspedisi di Papua Nugini.
KOMPAS.com — Tokek merupakan binatang yang saat ini cukup dicari keberadaannya oleh sejumlah masyarakat. Pasalnya, jenis reptil yang masuk golongan cecak besar suku Gekkonidae itu memiliki harga jual tinggi di pasaran. Harga tokek yang memiliki berat 4 ons mencapai lebih dari Rp 500 juta.
Tak heran hal itu membuat sejumlah masyarakat berlomba-lomba untuk menangkapnya. Namun, tahukah Anda saat ini banyak cukong asal Malaysia dan Korea yang berkeliaran di Indonesia demi mendapatkan binatang yang kabarnya dapat menyembuhkan HIV AIDS itu?
"Sekarang ini lagi banyak cukong asal Malaysia dan Korea di Indonesia ingin mendapatkan tokek dengan harga murah. Dan ini betulan loh," ujar Ade kepada Kompas.com, Jumat (25/9).
Kedatangan para cukong asing tersebut, menurut Ade, karena bisnis jual beli tokek cukup menggiurkan. Selain itu, para cukong dapat memperoleh tokek di Indonesia dengan harga murah untuk kemudian dijual kembali dengan harga mahal. "Karena saya dengar dari bos saya, katanya tokek itu di luar negeri diteliti untuk obat HIV AIDS dan katanya penelitian di luar negeri sudah 90 persen (tokek dapat menyembuhkan HIV AIDS)," kata warga Kapuk, Jakarta Utara, ini.
Ade merupakan seorang penjual dan pembeli tokek. Bisnis tersebut sudah satu tahun ini digelutinya. Tokek-tokek itu, menurutnya, dijual dengan cara diekspor ke sejumlah negara, seperti China, Jepang, Hongkong, dan Perancis.
Namun, tidak semua tokek layak ekspor. Hanya tokek yang memiliki berat 3,5 ons ke atas yang layak ekspor. "Karena, semakin tua dan besar ukuran suatu tokek, maka kadar enzim yang dimilikinya akan semakin banyak. Dan, katanya enzim itu yang dipakai untuk obat HIV AIDS," jelas Ade.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar